Faktor-faktor Kesulitan
Belajar
Fenomena kesulitan belajar seorang siswa biasanya tampak jelas dari
menurunnya kinerja akademik atau prestasi belajarnya. Namun, kesulitan belajar
juga dapat dibuktikan dengan munculnya kelainan perilaku (misbehavior) siswa
seperti kesukaan berteriak-teriak di dalam kelas, mengusik teman, berkelahi,
sering tidak masuk kuliah, dan sering minggat dari sekolah.Secara garis besar,
faktor-faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar terdiri atas dua macam :
1. Faktor int ern siswa, yakni hal-hal atau
keadaan-keadaan yang muncul dari dalam siswa sendiri.
Kedua faktor ini
meliputi aneka ragam hal dan keadaan yang antara lain tersebut dibawah ini:
A. Faktor intern siswa
Faktor
intern siswa meliputi gangguan atau ketidakmampuan psiko-fisik siswa, yakni:
1.
Yang bersifat kognitif (ranah cipta), antara lain seperti rendahnya
kapasitas intelektual/intelegensi siswa;
2.
Yang bersifat afektif (ranah rasa), antara lain seperti labilnya emosi dan
sikap;
3.
Yang bersifat psikomotor (ranah karsa), antara lain seperti terganggunya
alat-alat indera penglihatan dan pendengar (mata dan telinga)
a. Fisiologi
Faktor
fisiologi adalah factor fisik dari anak itu sendiri. seorang anak yang sedang
sakit, tentunya akan mengalami kelemahan secara fisik, sehingga proses menerima
pelajaran, memahami pelajaran menjadi tidak sempurna. Selain sakit factor
fisiologis yang perlu kita perhatikan karena dapat menjadi penyebab munculnya masalah
kesulitan belajar adalah cacat tubuh, yang dapat kita bagi lagi menjadi cacat
tubuh yang ringan seperti kurang pendengaran, kurang penglihatan, serta
gangguan gerak, serta cacat tubuh yang tetap (serius) seperti buta, tuli, bisu,
dan lain sebagainya.
b. Psikologis
Faktor psikologis adalah berbagai
hal yang berkenaan dengan berbagai perilaku yang ada dibutuhkan dalam belajar.
Sebagaimana kita ketahui bahwa belajar tentunya memerluan sebuah kesiapan,
ketenangan, rasa aman. Selain itu yang juga termasuk dalam factor psikoogis ini
adalah intelligensi yang dimiliki oleh anak. Anak yang memiliki IQ cerdas (110
– 140), atu genius (lebih dari 140) memiliki potensi untuk memahami pelajaran
dengan cepat. Sedangkan anak-anak yang tergolong sedang (90 – 110) tentunya
tidak terlalu mengalami masalah walaupun juga pencapaiannya tidak terlalu
tinggi. Sedangkan anak yang memiliki IQ dibawah 90 ataubahkan dibawah 60
tentunya memiliki potensi mengalami kesulitan dalam masalah belajar.
Untuk itu, maka orang tua, serta guru
perlu mengetahui tingkat IQ yang dimiliki anak atau anak didiknya. Selain IQ
factor psikologis yang dapat menjadi penyebab munculnya masalah kesulitan
belajar adalah bakat, minat, motivasi, kondisi kesehatan mental anak, dan juga
tipe anak dalam belajar.[2]
B. Faktor ektern siswa
Faktor ektern siswa meliputi semua situasi
dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak mendukung aktivitas belajar siswa.
Dari lingkungannya dibagi menjadi 3 macam:.
1. Lingkungan keluarga, contohnya:
ketidakharmonisan hubungan antara ayah dan ibu, dan rendahnya kehidupan ekonomi
keluarga.
2. Lingkungan perkampungan/masyarakat,
contohnya: wilayah perkampungan kumuh (slum area), dan teman sepermainan (peer
group) yang nakal.
3. Lingkungan sekolah, contohnya: kondisi dan
letak gedung yang buruk seperti dekat pasar, kondisi guru serta alat-alat
belajar yang berkualitas rendah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar