Sabtu, 19 November 2016

teknik analisis tafsir Al-Qur'an

TEKNIK ANALISI TAFSIR
Untuk dapat memperoleh pemahaman dan kesimpulan penafsiran al-Qur’an yang tepat haruslah mampu memahami kandungan al-Qur’an serta menelaah ayat ayatnya, hal ini membutuhkan teknik analisis tafsir yang sesuai.
Teknik analisis tafsir yang sering digunakan unutk menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an diantaranya adalah :
a.    Analis Isi
Teknik analisis isi menurut B. Berelson, sebagaimana dikutip oleh Hasan Sadali, adalah suatu  teknik penyelidikan yang berusaha untuk menguraikan secara objektif, sistematis, dan kuantitatif ini yang termanifestasikan dalam suatu komunikasi. Sedangkan menurut krippendorff, teknik analisis isi adalah suatu teknik penelitian yang membuat inferensi-inferensi yang dapat ditiru dan data yang sahih dengan memperhatikan konteksnya. Sebagai suatu teknik penelitian, analisis ini mencakup prosedur-prosedur khusus untuk pemprosesan data ilmiah. Secara intuitif , analisis ini dapat dikarakterisasikan sebagai metode penelitian makna simbolik pesan-pesan.
b.    Analisis filologis
Filologis, berasal dari kata yunani yang secara harfiah berarti “ kesukaan kata”, menunjuk arti pengkajian teks atau penelitian berdasarkan teks,berupa pembacaan, kemudian perbandingan antara berbagai teks, atau versi dari teks yang sama, berbagai jenis keritik teks atau perkembangan asal-usul teks. Dengan demikian al-Qur’an juga dapat diakji secara tekstual, artinya data-data tersebut dapat dianalisis dengan teks al-Qur’an atau dengan hadits nabi dan riwayat sahabat.
Jika ditarik akar sejarahnya, maka memahami al-Qur’an dengan cara ini dapat ditemukan pada masa Rasulullah saw. Sendiri.
c.    Analisis semantik
Semantik adalah suatu setudi dan analisis tentang makna-makna linguistik. Lebih konkretnya, semantik adalah tela’ah makna, atau ilmu yang menelaah lambang-lambang atau tanda-tanda yang menyatakan makna, juga hubungan makna yang satu dengan yang lain.
Jadi semantik mencakup makna kata, serta perkembangan dan perubahanya. Makna adalah objek kajian utama semantik, sebab ia berada dalam satuan-satuan dari bahasa berupa kata, frase, klausa, kslimat, paragraf, dan wacana.  Ia juga dapat dianalaisis melalui setruktur dalam pemahaman tataran bahasa (finologi, morfologi, dan sintaksis) disamping dapat dianalisis melalui fungsi dalam pemahaman fungsi antar unsur.

REFERENSI :

Salim Mu’in, Metodologi Ilmu Tafsir, Yogyakarta: Teras, 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar