METODE TAFSIR
oleh: Ahmad Muslim
oleh: Ahmad Muslim
Dalam khasanah ilmu tafsir
terdapat empat metode tafsir yang paling
sering digunakan, yaitu :
1.
Metode tahlili
Tahlili adalah salah satu metode
tafsir yang bermaksud menjelaskan ayat-ayat al-Qur’an dari seluruh
aspek-aspeknya, seperti ayat demi ayat, surah demi surah dengan urut, kosa kata
dan lafadnya, arti, bahkan asbabun nuzulnya.
Seorang penafsir yang menggunakan
metode ini menjelaskan al-Qur’an secara runtut dari awal hingga akhirnya, dan
surat demi surat dengan urutan mushaf Utsmani. Untuk ini ia menguraikan kosa
kata dan lafad, menjelaskan arti yang dikehendaki , juga unsur-unsur I’jaz dan
balaghoh serta kandungannya dalam berbagai aspek pengetahuan dan hokum.
Penafsiran dengan method tahlili juga tidak mengabaikan aspek asbab an nuzul
suatu ayat. Munasabah (hubungan) ayat-ayat al-Qur’an antara stu sama lain.
Dalam pembahasanya, penafsir biasanya
merujuk riwayat-riwayat terdahulu, baik yang diterima dari nabi, sahabat maupun
ungkapan-ungkapan arab pra islam dan kisah isra’iliyat. Oleh karena penafsiran
yang begitu luas tersebut maka tidak menutup kemungkinan penafsiranya diwarnai
bias subjektifitas penafsir, baik latar belakang keilmuan maupun mazhab yang
diyakininya, sehingga menyebabkan adanya kecenderungan khusus yang
teraplikasikan khusus yang teraplikasikan dalam karyanya.
2.
Metode Ijmali
Metode ijmali adalah metode tafsir
yang menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an dengan caramengemukakan makna global.
Dengan demikian metode ini penafsir menjelaskan arti dan maksud ayat dengan
uraian singkat yang dapat menjelaskan sebatas artinya tanpa menyinggung hal-hal
selain yang dikehendaki. Didalam uraianya, penafsir membahas secara runtut
berdasarkan mushaf, kemudian mengemukakan makna global yang dimaksud oleh ayat
tersebut.
Penafsir dengan metode ini , dalam
penyampaianya, menggunakan bahasa yang ringkas dan sederhan, serta memberikan
idiom yang mirip, bahkan sama dengan bahasa al-Qur’an sendiri. Sehingga
pembacanya merasakan seolah-olah al-Quran sendiri yang berbicara dengannya.
Sehingga dengan demikian dapatlah diperoleh pengetahuan yang diharapkan dengan
sempurna dan sampailah ia kepada tujuannya dengan cara yan gmudah dan dengan
uraian yang singkat dan bagus.
Cukup banyak kitab-kitab tafsir yang
menggunakan metode ini, diantara yang paling terkenal yaitu kitab Tafsir
Jalalaini karya Jalaluddin Al-Suyuti dan Jalaludin Al Mahali, kitab Tafsir
Qur’anul Karim karya Muhammad Farid Wajdi, dan Tafsir Al Wasit.
3.
Metode Muqaran
Sesuai dengan namanya, metode tafsir
ini menekankan kajiannya pada aspek perbandingan (komparasi) tafsir al- Qur’an.
Penafsiran yang menggunakan metode
ini pertama-tama mengumpulkan sejumlah ayat ayat al-Qur’an, kemudian mengkaji
dan meneliti penafsiran sejumlah penafsir mengenai ayat-ayat tersebut dalam
karya mereka. Melalui cara seperti ini penafsir mengetahui kecenderungan para
penafsir sebelumnya yang dimaksudkan dalam objek kajiannnya.
Metode muqaran juga digunakan dalam
membahas ayat yang memiliki kesamaan redaksi namun berbicara tentang topic yang
berbeda. Atau sebaliknya, topic yang sama dengan redaksi yang berbeda.
salah satu karya tafsir yang lahir
dizaman modern ini yang menggunakan metode muqaran atau komparasi adalah Qur’an
and its Interpreters, karya Profesor Mahmud Ayyub.
4.
Metode maudhu’i
Metode taffsir mawdhui’I juga disebut
dengan metode tematik karena pembahasanya berdasarkan tema-tema tertentu yang
terdapat dalam al-Qur’an.
Ada du acara dalam tata kerja metode
ini : pertama, dengan cara menghimpun seluruh ayat-ayat al-Qur’an yang
berbicara tentang suatu masalah atau tema tertentu serta mengarah pada satu
tujuan yang sama, sekalipun turunya berbeda dan tersebar dalam berbagai surah
al-Qur’an. Kedua, penafsiran yang dilakukan berdasarkan surah al-Qur’an.
REFERENSI :
Salim Mu’in, Metodologi Ilmu Tafsir, Yogyakarta: Teras, 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar