Senin, 21 November 2016

PENDEKATAN KAJIAN TAFSIR QUR'AN

PENDEKATAN KAJIAN TAFSIR
oleh : Ahmad Muslim

Dalam rangka menjadikan al-Qur’an sebagai pedoman hidup  diperlukan pemahaman yang benar, sedang unutk memahami al-Quran dengan benar tidaklah mudah. Untuk itu diperlukan penafsiran. Dan unutk memperoleh penafsiran yang benar tidak cukup hanya menguasai bahasa arab dengan baik, melainkan perlu pula pengetahuan yang komprehensif tentang kaidah-kaidah yang berhubungan dengan ilmu tafsir disamping syarat-sayarat yang harus dipenuhi sebagai orang ingin memahami al-Qur’an dengan benar.
Disamping itu perlu penguasaan metode tafsir. Sebab tanpa menguasai metode tafsir, sulit dibayangkan suatu penafsiran terbebas dari kekeliruan.
Berangkat dari pemaparan diatas, berikut ini akan diuraikan beberapa pendekat dalam upaya mengkaji dan memahami al-Quran.
Yang dimaksud dengan metode pendekatan adalah pola fikir yang digunakan untuk membahas suatu masallah. Sedangkan pendekatan yang dipergunakan dapat dibedakan dari beberap cabang, sebagai berikut:
1.    Pendekatan objektif dan subjektif
a.    Pendekat Objektif
Pendekatan objektif adalah pendekatan empiris yang bertumpu pada kepentingan ilmiah semata. Dalam pendekatan ini dibicarakan kaitan ayat-ayat kauniyah yang terdapat dalam al-Qur’an dengan ilmu-ilmu pengetahuan moderen yang timbul pada masa sekarang. Sejauh mana paradigma-paradigma ilmiah itu memberikan dukungan dalam memahami ayat-ayat al-Quran dan penggalaian berbagai jenis ilmu pengetahuan, teori-teori baru dan hal-hal yang ditemukan setelah lewat masa turunya al-Quran, yaitu hukum-hukum alam, astronomi, teori-teori kimia dan penemuan-penemuan lainya yang dapat dikembangkan  melalui ilmu kedokteran, astronomi, fisika, zologi, botani, geografi, dan lain sebagainya. Didalam al-Quran terdapat lebih dari delapan ratus ayat-ayat kauniyah. Sebagaian diantaranya bercerita tentang langit, bumni, udara, hewa, tumbuh-tumbuhan, perbintangan dan industri.
b.    Pendekatan Subjek
Pendekatan Swubjektif adalah pendekatan yang terkait dengan kepentingan pribadi atau kelompok. Pendekatan tersebut tergantung pada warna budaya dan akidah ahli tafisirnya ; apakah praktisi politik ataukah praktisi sebuah mazhab yang banyak mempengaruhinya. Seperti pendekatan yang dilakukan oleh sufi dimana al-Quran dikaji dengan sudut pandang yang sesuai dengan teori-teori tasawuf dan mengabaikan aspek-aspek lain.
2.    Pendekatan Langsung dan Tidak Langsung
a.    Pendekatan Langsung
Pendekatan langsung adalah pendekatan yang menggunakan data primer. Data primer dalam kajian tafsir adalah al-Quran itu sendiri, hadits-dasits yang diriwayatkan Rasulullah Saw. Dan pendapat para sahabat.ada yang menambahkan pendapat tabi’in. Dengan demikian pendekatan dalam kajian tersebut adalah upaya unutk memahami al-Quran dengan pendekatan al-Quran itu sendiri, hadits, riwayat sahabat, serta pendapat tabi’in. Seperti ayat al-Quran yang mutlak ditafsirkan dengan ayat muqoyyad dan ayat yang mujmal ditafsirkan oleh ayat lain yang mufashol.
b.    Pendekatan Tidak Langsung
Pendekatan ini adalah menggunakan data skunder, yaitu uapaya yang ditempuh setelah melalui pendekatan primer. Dengan kata lain ia merupakan pengembangan dari pendekatan pertama, seperti pendapat-pendapat para ulama, riwayat kenyataan sejarah dimasa turunya al-Quran, pengertian bahasa dan lafaz al-Quran, kaedah lafaz bahasa, kaedah-kaedah istinbat serta teori-teori ilmu pengetahuan. Oleh karena data yang dikemukakan terdapat data historis seperti hadits, riwayat sahabat, serta kenyataan sejarah dimasa turunya al-quran, maka sebelum digunakan perlu proses pemeriksaan dengan kritik sejarah.
3.    Pendekatan Komprehensif dan Sektoral
a.    Pendekatan Komprehensif
Pendekatan Komprehensif adalah pendekatan yang membahas objek penelitian tidak dari satu atau beberapa aspek tertentu saja, tetapi secara menyeluruh. Dalam hal ini, kandungan ayat al-Quran  berusaha dijelaskan dari berbagai seginya dengan memperhatikan runtutan ayat-ayat al-Quran sebagai yang tercantum didalam mushaf. Segala segi yang dianggap perlu diuraikan bermula dari arti kosa kata, asbab an-nuzul, munasabah al-ayat, dan sebagainya yang berkaitan dengan teks atau kandungan ayat.
b.    Pendekatan Sektoral
Pendekatan Sektoral, adalah pendekatan yang membahas objek dengan memandangnya terlepas dari objek lainya. Pendekatan ini berusaha mengkaji al-Quran secara singkat dan global tanpa uraian panjang lebar. Arti dan maksud ayat dijelaskan dengan uraian singkat yang dapar dijelaskan artinya tanpa menyinggung hal-hal selain arti yang dikehendaki. Hal ini dilakukan terhadap ayat-ayat al-quran, ayat-demi ayat dan surah demi surah sesuai dengan urutan dalam mushaf setelah dikemukakan arti-arti dalam kerangka uaraian yang mudah dengan bahsa dan cara yang dapt dipahami oleh orang yang berilmu dan awam.
4.    Pendekatan Disipliner, Multidisipliner dan Interdisipliner
a.    Pendekatan Disipliner
Pendekatan Disiplinermerupakan pendekatan yang menkaji objek dari swisi sebuah disiplin ilmu. Pendekatan Disipliner ini mengandung makna menggunakan konsep-konsep, asas-asas disiplin terkait untuk membahas masalah.
Berikut ini adalah macam-macam pendekatan disipliner :
1)    Pendekatan Syar’i
Pendekatan Syar’i berusaha mengkaji al-Quran dengan mengeluarkan hukum-hukum islam prosuk istinbat yang diyakini hukum-hukum syara’ tersebut terdapat didalam ayat-ayat dan surah-surah yang turun dimadinah dengan segala macamnya seperti shalat, zakat, puasa, haji, muamalah dan sebagainaya.
Dalam dimensi dejarah, hukum0hukum tersebut secara bertahab digali, hingga sampailah era perhatian terhadap produk-produk istinbat. Ketika mazhab-mazhab yang satu sama lain saling berbeda. Ketika mazhab-mazhab telah ada dikalangan umat islam terjadi banyak kasus hukum. Pada akhirnya hal itu diselesaikan berdasarkan al-Quran, as-Sunah, al-Qiyas, al-Istishan, maka keluarlah hukum-hukum islam produk istinbat yang diyakini benar. Hal yang demikian terlihat dalam corak penafsiran ayat-ayat yang berbeda-beda, karena pendekatan kajian yang digunakan juga berbeda.
2)    Pendekatan Sosio-Historis
Pendekatan Sosio-Historis menekankan pentingnya memehami kondisi-kondisi aktual ketika al-Quran diturunkan, dalam rangka menafsirkan pernyataan legaldan sosial-ekonominya. Atau dengan kata lain memehami al-Quran dalam konteks kesejahteraan dan harfiahnya, lalu memproyeksikannya kepada situasi masa kini kemudian membawa fenomena-fenomena sosial kedalam naungan tujuan-tujuan al-Quran.
Aplikasi pendekatan kesejahteraan ini menekankan pentingnya perbedaan antara tujuan atau “ideal moral” al-Quran dengan ketentuan legal spesifiknya. Ideoal moral yang dituju al-Quran adalah emansipasi budak. Sementara penerimaan al-Quran terhadap pranata tersebut secara legal, dikarenakan kemustahilan untuk menghasupan seketika.
Metode pendekatan yang ditawarkan  terakhir ini meski tergolong baru namun semua unsurnya adalah tardisional., materi-materi kesejahteraan-latar belakang sosio-historis al-Quran, prilaku Nabi dan khususnya asbab an nuzul ayat-ayat al-Quran yang sangat urgen dalam penerapan metode tersebut semua telah dilestarikan oleh penulis sejarah hidup Nabi, pengumpul hadits, para sejarawan, serta para mufasir.
3)    Pendekatan Filosofis
Pendekatan Filosofis adalah upaya memahami al-Quran dengan cara mengabungkan antara filsafat dan agama atas dasar pentakwilan teks-teks agama kepada makna-makna yang sesuai dengan filsafat. Dalam pendekatan ini ada semacam usaha-usaha untuk memaksakan pra-konsepsi ke dalam al-Quran atau penyelarasan tradisi filsafat Yunani-Hellenis dengan al-Quran.
4)    Pendekatan Linguistik
Pendekatan linguistik atau riwayat dan bahasa ini adalah suatu pendekatan yang cenderung mengandalkan periwayatan dan kebahasaan. Dalam pendekatan ini, ditemukan pentingnya bahasa dalam memehami al-Quran, memaparkan ketelitian redaksi ayat, ketika menyampaikan pesan-pesannya, mengikat penafsiranya dalam bingaki teks ayat-ayat sehingga membatasi terjerumus dalam subjektifitas berlebihan. Pendekatan ini berupaya menguraikan sebuah susunan kalimat dalam suatu ayat dengan memakai kalaimat-kalimat dan huruf-huruf yang ada di dalam ayat tersebut tanpa memakai kaliamat dan huruf yang lain.
b.    Pendekatan Multidisipliner
Pendekatan ini berupaya membahas dan mengkaji objek dari beberapa disiplin ilmu, artinya ada upaya untuk menafsirkan ayat al-Quran atau semua objek dengan mengaitkan disiplin-disiplin ilmu yahn gberbeda.
c.    Pendekatan Interdisipliner
Pendekatan Interdisipliner adalah suatu pendekatan yang membahas dan meneliti objek harus menggunakan beberapa disiplin ilmu.

REFERENSI :
Salim Mu’in, Metodologi Ilmu Tafsir, Yogyakarta: Teras, 2010


Tidak ada komentar:

Posting Komentar