PENDEKATAN KAJIAN TAFSIR
oleh : Ahmad Muslim
Dalam rangka
menjadikan al-Qur’an sebagai pedoman hidup
diperlukan pemahaman yang benar, sedang unutk memahami al-Quran dengan
benar tidaklah mudah. Untuk itu diperlukan penafsiran. Dan unutk memperoleh
penafsiran yang benar tidak cukup hanya menguasai bahasa arab dengan baik,
melainkan perlu pula pengetahuan yang komprehensif tentang kaidah-kaidah yang
berhubungan dengan ilmu tafsir disamping syarat-sayarat yang harus dipenuhi
sebagai orang ingin memahami al-Qur’an dengan benar.
Disamping itu perlu
penguasaan metode tafsir. Sebab tanpa menguasai metode tafsir, sulit
dibayangkan suatu penafsiran terbebas dari kekeliruan.
Berangkat dari
pemaparan diatas, berikut ini akan diuraikan beberapa pendekat dalam upaya
mengkaji dan memahami al-Quran.
Yang dimaksud dengan
metode pendekatan adalah pola fikir yang digunakan untuk membahas suatu
masallah. Sedangkan pendekatan yang dipergunakan dapat dibedakan dari beberap
cabang, sebagai berikut:
1. Pendekatan objektif
dan subjektif
a.
Pendekat Objektif
Pendekatan objektif adalah pendekatan
empiris yang bertumpu pada kepentingan ilmiah semata. Dalam pendekatan ini
dibicarakan kaitan ayat-ayat kauniyah yang terdapat dalam al-Qur’an dengan
ilmu-ilmu pengetahuan moderen yang timbul pada masa sekarang. Sejauh mana
paradigma-paradigma ilmiah itu memberikan dukungan dalam memahami ayat-ayat
al-Quran dan penggalaian berbagai jenis ilmu pengetahuan, teori-teori baru dan
hal-hal yang ditemukan setelah lewat masa turunya al-Quran, yaitu hukum-hukum
alam, astronomi, teori-teori kimia dan penemuan-penemuan lainya yang dapat
dikembangkan melalui ilmu kedokteran,
astronomi, fisika, zologi, botani, geografi, dan lain sebagainya. Didalam
al-Quran terdapat lebih dari delapan ratus ayat-ayat kauniyah. Sebagaian diantaranya
bercerita tentang langit, bumni, udara, hewa, tumbuh-tumbuhan, perbintangan dan
industri.
b.
Pendekatan Subjek
Pendekatan Swubjektif adalah pendekatan
yang terkait dengan kepentingan pribadi atau kelompok. Pendekatan tersebut
tergantung pada warna budaya dan akidah ahli tafisirnya ; apakah praktisi
politik ataukah praktisi sebuah mazhab yang banyak mempengaruhinya. Seperti
pendekatan yang dilakukan oleh sufi dimana al-Quran dikaji dengan sudut pandang
yang sesuai dengan teori-teori tasawuf dan mengabaikan aspek-aspek lain.
2. Pendekatan Langsung
dan Tidak Langsung
a.
Pendekatan Langsung
Pendekatan langsung adalah pendekatan
yang menggunakan data primer. Data primer dalam kajian tafsir adalah al-Quran
itu sendiri, hadits-dasits yang diriwayatkan Rasulullah Saw. Dan pendapat para
sahabat.ada yang menambahkan pendapat tabi’in. Dengan demikian pendekatan dalam
kajian tersebut adalah upaya unutk memahami al-Quran dengan pendekatan al-Quran
itu sendiri, hadits, riwayat sahabat, serta pendapat tabi’in. Seperti ayat al-Quran
yang mutlak ditafsirkan dengan ayat muqoyyad dan ayat yang mujmal ditafsirkan
oleh ayat lain yang mufashol.
b.
Pendekatan Tidak Langsung
Pendekatan ini adalah menggunakan data
skunder, yaitu uapaya yang ditempuh setelah melalui pendekatan primer. Dengan
kata lain ia merupakan pengembangan dari pendekatan pertama, seperti
pendapat-pendapat para ulama, riwayat kenyataan sejarah dimasa turunya
al-Quran, pengertian bahasa dan lafaz al-Quran, kaedah lafaz bahasa,
kaedah-kaedah istinbat serta teori-teori ilmu pengetahuan. Oleh karena data
yang dikemukakan terdapat data historis seperti hadits, riwayat sahabat, serta
kenyataan sejarah dimasa turunya al-quran, maka sebelum digunakan perlu proses
pemeriksaan dengan kritik sejarah.
3. Pendekatan
Komprehensif dan Sektoral
a.
Pendekatan Komprehensif
Pendekatan Komprehensif adalah pendekatan
yang membahas objek penelitian tidak dari satu atau beberapa aspek tertentu
saja, tetapi secara menyeluruh. Dalam hal ini, kandungan ayat al-Quran berusaha dijelaskan dari berbagai seginya
dengan memperhatikan runtutan ayat-ayat al-Quran sebagai yang tercantum didalam
mushaf. Segala segi yang dianggap perlu diuraikan bermula dari arti kosa kata,
asbab an-nuzul, munasabah al-ayat, dan sebagainya yang berkaitan dengan teks
atau kandungan ayat.
b.
Pendekatan Sektoral
Pendekatan Sektoral, adalah pendekatan
yang membahas objek dengan memandangnya terlepas dari objek lainya. Pendekatan
ini berusaha mengkaji al-Quran secara singkat dan global tanpa uraian panjang
lebar. Arti dan maksud ayat dijelaskan dengan uraian singkat yang dapar
dijelaskan artinya tanpa menyinggung hal-hal selain arti yang dikehendaki. Hal
ini dilakukan terhadap ayat-ayat al-quran, ayat-demi ayat dan surah demi surah
sesuai dengan urutan dalam mushaf setelah dikemukakan arti-arti dalam kerangka
uaraian yang mudah dengan bahsa dan cara yang dapt dipahami oleh orang yang
berilmu dan awam.
4. Pendekatan
Disipliner, Multidisipliner dan Interdisipliner
a.
Pendekatan Disipliner
Pendekatan Disiplinermerupakan pendekatan
yang menkaji objek dari swisi sebuah disiplin ilmu. Pendekatan Disipliner ini
mengandung makna menggunakan konsep-konsep, asas-asas disiplin terkait untuk
membahas masalah.
Berikut ini adalah macam-macam pendekatan
disipliner :
1)
Pendekatan Syar’i
Pendekatan Syar’i berusaha mengkaji
al-Quran dengan mengeluarkan hukum-hukum islam prosuk istinbat yang diyakini
hukum-hukum syara’ tersebut terdapat didalam ayat-ayat dan surah-surah yang
turun dimadinah dengan segala macamnya seperti shalat, zakat, puasa, haji,
muamalah dan sebagainaya.
Dalam dimensi dejarah, hukum0hukum tersebut
secara bertahab digali, hingga sampailah era perhatian terhadap produk-produk
istinbat. Ketika mazhab-mazhab yang satu sama lain saling berbeda. Ketika
mazhab-mazhab telah ada dikalangan umat islam terjadi banyak kasus hukum. Pada
akhirnya hal itu diselesaikan berdasarkan al-Quran, as-Sunah, al-Qiyas,
al-Istishan, maka keluarlah hukum-hukum islam produk istinbat yang diyakini
benar. Hal yang demikian terlihat dalam corak penafsiran ayat-ayat yang
berbeda-beda, karena pendekatan kajian yang digunakan juga berbeda.
2)
Pendekatan Sosio-Historis
Pendekatan Sosio-Historis menekankan
pentingnya memehami kondisi-kondisi aktual ketika al-Quran diturunkan, dalam
rangka menafsirkan pernyataan legaldan sosial-ekonominya. Atau dengan kata lain
memehami al-Quran dalam konteks kesejahteraan dan harfiahnya, lalu
memproyeksikannya kepada situasi masa kini kemudian membawa fenomena-fenomena
sosial kedalam naungan tujuan-tujuan al-Quran.
Aplikasi pendekatan kesejahteraan ini
menekankan pentingnya perbedaan antara tujuan atau “ideal moral” al-Quran
dengan ketentuan legal spesifiknya. Ideoal moral yang dituju al-Quran adalah
emansipasi budak. Sementara penerimaan al-Quran terhadap pranata tersebut
secara legal, dikarenakan kemustahilan untuk menghasupan seketika.
Metode pendekatan yang ditawarkan terakhir ini meski tergolong baru namun semua
unsurnya adalah tardisional., materi-materi kesejahteraan-latar belakang
sosio-historis al-Quran, prilaku Nabi dan khususnya asbab an nuzul ayat-ayat
al-Quran yang sangat urgen dalam penerapan metode tersebut semua telah
dilestarikan oleh penulis sejarah hidup Nabi, pengumpul hadits, para sejarawan,
serta para mufasir.
3)
Pendekatan Filosofis
Pendekatan Filosofis adalah upaya
memahami al-Quran dengan cara mengabungkan antara filsafat dan agama atas dasar
pentakwilan teks-teks agama kepada makna-makna yang sesuai dengan filsafat.
Dalam pendekatan ini ada semacam usaha-usaha untuk memaksakan pra-konsepsi ke
dalam al-Quran atau penyelarasan tradisi filsafat Yunani-Hellenis dengan al-Quran.
4)
Pendekatan Linguistik
Pendekatan linguistik atau riwayat dan
bahasa ini adalah suatu pendekatan yang cenderung mengandalkan periwayatan dan
kebahasaan. Dalam pendekatan ini, ditemukan pentingnya bahasa dalam memehami
al-Quran, memaparkan ketelitian redaksi ayat, ketika menyampaikan
pesan-pesannya, mengikat penafsiranya dalam bingaki teks ayat-ayat sehingga
membatasi terjerumus dalam subjektifitas berlebihan. Pendekatan ini berupaya
menguraikan sebuah susunan kalimat dalam suatu ayat dengan memakai
kalaimat-kalimat dan huruf-huruf yang ada di dalam ayat tersebut tanpa memakai
kaliamat dan huruf yang lain.
b.
Pendekatan Multidisipliner
Pendekatan ini berupaya membahas dan mengkaji
objek dari beberapa disiplin ilmu, artinya ada upaya untuk menafsirkan ayat
al-Quran atau semua objek dengan mengaitkan disiplin-disiplin ilmu yahn
gberbeda.
c.
Pendekatan Interdisipliner
Pendekatan Interdisipliner adalah suatu
pendekatan yang membahas dan meneliti objek harus menggunakan beberapa disiplin
ilmu.
REFERENSI :
Salim Mu’in, Metodologi
Ilmu Tafsir, Yogyakarta: Teras, 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar